Alhamdulillah, Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengijinkan penulis untuk ngeblog lagi.
Fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang bisa penulis ilustrasikan seperti sebuah pohon yang dipenuhi atau tersusun atas akar, ranting, batang, buah, dan bagian-bagian lainnya.
Kondisi pohon sudah mulai tua, akar mulai lemah dalam menyerap sari-sari mineral dai dalam tanah. Berangsur-angsur suplai mineral, vitamin, dan sari2 lainnya mulai melemah. Batang mulai keropos, ranting-ranting lemah, dan daun-daunan yang tadinya hijau indah menjadi agak kekuningan, dan lama-lama membusuk dan jatuh ke tanah.
Ah... itu mah akal pikir saya yang lemah ini.
Baiklah, berikutnya dengan mengetahui kondisi pohon dan bagian-bagiannya tersebut, ada 3 solusi yang bisa jadi dilakukan oleh manusia untuk memperbaikinya:
1. Perbaikan instan
Orang seperti ini mempunyai risau yang kuat untuk memperbaiki pohon, cuma dia tidak mau susah payah. Tidak sabar dan berharap agar pohon bisa diperbaiki dengan cepat alias instan. Maka, ketika dia melihat daun-daunan yang mulai kuning segeralah dia mengecat daun itu dengan cat warna hijau biar kelihatan segar. Ketika ranting-ranting dan batang mulai lemah, maka segera diikat dengan kuat dengan menggunakan tali rafia atau kawat.
Pohon secara sekilas kelihatan membaik, namun dalam waktu lama atau jangka panjang pohon itu akan hancur dan binasa.
2. Hancurkan yang rusak
orang kedua ini mirip dengan orang pertama, yaitu risau yang kuat utuk memperbaiki pohon namun kurang sabar. Sehingga orang ini bertindak secara tegas dan keras. Setiap melihat daun-daunan yang mulai kuning, langsung dipotong. Ranting-ranting dan batang yang mulai lemah dipatahkan saja, selain dapat mengganggu keindahan pohon, orang ini juga takut bahwa kerusakan yang ada dapat menyebabkan kerusakan vital pada pohon secara keseluruhan.
Sehingga, lama-lama tanpa ada pemeliharaan, setiap bagian pohon akan mengalami penurunan, dan dihancurkan saja semuanya. Terjadikah perbaikan? Bukan, penghancuranlah yang ada.
3. Perbaiki perlahan-lahan tapi konsisten
Orang ketiga ini paham akan terjadinya kemunduran pada pohon. Namun dia ingin memperbaiki pohon ini tanpa ada keinginan merusak, seperti yang disebabkan oleh tingkah laku orang pertama dan kedua. Maka orang ini mulai menyirami tanaman dengan air, memberikan pupuk, merawat dengan sabar. Meskipun masih terlihat banyak sekali kekurangan, cacat atau kerusakan yang mulai melanda pohon, namun dia berharap jangka panjang pohon ini akan membaik dan menurunkan pohon-pohon lain yang lebih baik.
---
Kondisi ummat atau masyarakat sekarang mulai menjauh atau lemah dibandingkan dengan kondisi masyarakat terbaik pada zaman Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam dan para sahabatnya R.Hum.
Dengan kondisi semacam ini, sebagaimana penulis sebutkan mirip orang pertama, yaitu ingin melihat kondisi ummat Islam dan sistem yang berjalan segera baik, sesuai dengan tuntunan syariah, namun tidak mau berkorban. Ketika usaha perbaikan ada sokongan atau dukungan, baik itu dana, tenaga, dll, maka sangat semangat sekali. Namun, ketika tidak ada sokongan, malas untuk mengorbankan harta, diri, dan waktunya sendiri. Maka orang-orang seperti ini bercita-cita tinggi, melakukan perbaikan di segala bidang, tapi lupa memperbaiki iman ummat Islam sebagai pondasi utama. Dampaknya, hanya angan-angan saja yang ada, implementasi susah sekali.
Bahkan amaliah (aktivitas) sehari-hari lebih banyak meniru orang-orang bukan Islam daripada meniru baginda Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam.
Untuk tipe orang kedua, ketika melihat adakejahilan dan kerusakan di tengah masyarakat, maka dia langsung seolah-olah ingin menghilangkan orang tersebut dari muka bumi, biar Islam tidak tercemar. Ketika melihat ada orang Islam sedang bermaksiat, maka inginnya langsung "membasmi" dia saja. Padahal orang yang bermaksiat tersebut belum sekalipun diajak kepada kebaikan, belum sekalipun ditawarkan apa keutamaan amal sholih, orang bertaubat...
Bahkan Allah ta'ala dalam Al-Qur'an Nya yang mulia dan hadits-hadits Nabi, lebih mengutamakan berita-berita gembira kepada ummat daripada ancaman-ancaman. Tanpa perlu menghilangkan ancaman-ancaman tersebut.
Coba saja, anak kecil yang baru belajar sekolah, ketika dia sedang malas belajar, Anda tawari dengan keuntungan dan keutamaan apabila dia rajin belajar, tentu anak kecil tersebut akan semangat lagi dalam belajar. Tapi coba, kalau anak kecil tersebut langsung Anda ancam, bahkan Anda pukul, tanpa adanya kabar gembira dulu, anak kecil ini akan lebih malas belajar, jangka panjangnya akan lebih buruk lagi.
Nah, orang ketiga ini, mari kita sama-sama berkeinginan memperbaiki iman dan amal sholih kita, dan timbulkan kerisauan untuk mengajak ummat ikut sama memperbaiki iman dan amal sholihnya. Secara bertahap dan perlahan, namun istiqomah / konsisten, insya Allah, Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan tunjukkan hasilnya pada kita. Kalaulah tidak nampak di dunia, yakinlah Allah ta'ala akan tampakkan di akherat kelak.
So, ayo belajar sama-sama nambah risau dan korban untuk memperbaiki iman dan amal sholih kita. Tambah korban harta, waktu, dan diri untuk mengusahakan bekal di akherat, jangan melulu untuk bekal dunia saja.
:) Piss.
...
Baca selengkapnya.
14 April 2008
Perbaiki Akar! Ranting, batang, dan buah akan baik
Diposting oleh galih pada 08.35 0 komentar
Langganan:
Postingan (Atom)