27 November 2008

Sakitkah saya? [bagian 1]

Alhamdulillah,

Asyhaduallaah ilaaha illallaah, wa asyhaduanna Muhammadan 'abduhu wa rasuuluh.

Atas karunia Allah ta'ala yang maha luas, penulis bisa menulis di blog ini setelah sekian bulan terakhir ini offline menulis.

Dalam kehidupan sehari-hari kita, untuk orang-orang yang beriman akan senantiasa diuji oleh Allah ta'ala dengan ujian yang menurut pengetahuan Allah ta'ala kita mampu mengatasinya. Yakinlah bahwa Allah ta'ala menguji kita hendak meningkatkan iman dan taqwa kita.

Sebagaimana ujian sekolah umum, mulai tingkat SD sampai perguruan tinggi, tujuan diadakannya ujian adalah untuk menguji tingkat pemahaman kita terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru/dosen kita.


Begitupun Allah ta'ala yang maha baik, senantiasa memberikan ujian-ujian pada kita ialah untuk menguji keimanan kita. Apabila kita berhasil melewati ujian, maka bertambahlah kasih sayang dan rahmat-Nya pada kita hamba-Nya.

Ujian-ujian Allah ta'ala tidak bisa diprediksi, namun semuanya tentu sudah ada kunci jawabannya. Satu-satunya manusia yang memegang kunci jawabannya adalah baginda Rasulullah Muhammad saw. Murid-murid Beliau saw. pun telah berhasil mengatasi ujian-ujian Allah ta'ala ketika masih hidup di dunia, bahkan sebelum lulus-pun sudah menyandang gelar Radhiyallahu 'anhum, sebuah gelar tertinggi untuk manusia di bawah para Nabi dan Rasul.

Di antara ujian Allah ta'ala yang akan penulis sampaikan di sini adalah ujian sakit. Perkara sakit jasmani maupun kesembuhan sesungguhnya berada di genggaman Allah ta'ala. Jika Allah berkehendak kita sakit jasmani, seperit: pusing, pilek, demam, stroke, dsb... ketahuilah bahwa Allah ta'ala hendak membersihkan dosa-dosa kita, doa orang yang sakit makbul (ijabah) di sisi Allah ta'ala. Dan Allah mengetahui bahwa dengan ujian sakit jasmani ini, kalau kita bersabar akan meningkatkan iman dan taqwa kita.

Begitu juga dengan kesembuhan, hanya Allah ta'ala yang bisa menyembuhkan segala penyakit, berbagai macam obat-obatan di dunia ini, para dokter, tabib, dan ahli pengobatan lainnya tidak akan pernah berhasil menyambuhkan penyakit apapun kecuali atas izin Allah ta'ala.

Bagaimana cara bersabar? Tegakkan sholat.

Hampir dalam kehidupan sehari-hari kita, setiap kali mengalami sakit jasmani, maka akan segera berobat atau mencari cara/solusi bagaimana supaya kita sembuh? Rasanya kurang nyaman dalam beraktifitas kalau dalam keadaan kurang sehat. Betulkah seperti itu?
Sedangkan para sahabat nabi saw. sebaliknya, ketika senantiasa sehat, jarang diserang penyakit, para sahabat ini justru khawatir, jangan2 Allah ta'ala tidak menyayanginya! Subhanallaah.

Para pembaca yang baik, namun ada satu sakit yang lebih sering menerpa kita, namun seringkali kita mengabaikannya, padahal sakit yang satu ini adalah akar dari segala penyakit. Apakah itu? SAKIT IMAN.

Apabila kita sakit iman, atau iman kita sedang menurun, kita seolah-olah tidak merasa kalau kita sedang sakit iman, kenapa? Karena iman kita lemah.

Itulah bedanya sakit jasmani dan sakit iman.


Nikmatnya makan akan sangat terasa kalau pernah mengalami lapar.
Nikmatnya tidur akan sangat nyenyak sekali kalau kita dalam keadaan ngantuk.
Nikmatnya punya harta kalau kita pernah merasakan miskin.
Nikmatnya sehat jasmani kalau kita pernah merasakan sakit jasmani.

Sedangkan nikmat iman hanya akan terasa kalau iman kita dalam keadaan bagus atau tinggi, bukan harus mengalami sakit iman dulu, soalnya kalau sakit iman, tidak akan pernah merasakan manisnya iman.

Dampak dari sakit iman tidak hanya akan dirasakan ketika kita sudah mati dan berada di alam akherat, namun di dunia saja juga akan mempunyai dampak yang nyata. Pernahkan Anda mengalami selalu was-was, putus asa, tidak tenang, stress, padahal di sekeliling Anda begitu banyak duniawi yang menemani, seperti: kekayaan, jabatan, wanita/lelaki, keluarga, pendidikan, dll? Satu-satunya obat hati adalah dengan memperbaiki iman dan amal sholih kita.

Beberapa gejala-gejala sakit iman ialah:
1. Yakin yang rusak atau tidak sempurna terhadap Allah ta'ala dan Rasulullah saw.
2. Sholat yang tidak khusyu' dan tidak terjaga.
3. Malas menuntut dan mengamalkan ilmu agama, malas berdzikir.
4. Akhlaq yang jelek, baik terhada sesama muslim, non muslim, maupun makhluk Allah yang lain.
5. Tidak pernah ikhlas dalam beramal.
6. Tidak mau berkorban harta, diri, dan waktu untuk kepentingan agama.

Gejala2 tersebut di atas akan penulis paparkan dalam tulisan berikut.

Mudah2an Allah ta'ala memberikan kita kefahaman agama dan diberikan kekuatan untuk mengamalkan dan menyampaikannya pada orang lain. Amiin. ... Baca selengkapnya.